Oleh: Firmansyah
Selasa, 26 Mei
2014 pukul 6 pagi kami mendarait di Narita Airport. Tidak telat semenitpun, hal
kecil ini membuat saya membuktikan
perkataan orang tentang budaya Jepang yang selalu tepat waktu, sangat berbeda
dengan kebiasaan kita di Indonesia.
Bersama 21
pemuda – pemudi Indonesia lainnya dan satu orang group leader, kami memulai
petualangan kami mewakili Indonesia dalam kegiatan JENESYS 2.0 (Japan – ASEAN –
Oceania Student and Youth Exchange Program 2.0). Senyum merekah terpancar di wajah
kami setelah terbang 6 jam menempuh perjalanan dari Indonesia. Dan tidak hanya
kami, peserta dari Timor Leste juga berada di pesawat yang sama dengan kami.
Persaudaraan kami tetap terasa sejak pertama kali bertegur sapa walaupun saat
ini Timor Leste sudah tidak menjadi bagian dari NKRI.
Satu jam berada
di Narita, kami sudah bisa mempelajari banyak hal dari Negara Hi-Tech ini.
Bersih, nyaman, teratur, bersahabat, tepat waktu dan tentu saja moderen.
Perjalanan
dilanjutkan ke Tokyo untuk menghadiri opening ceremony dan bertemu dengan
peserta lainnya. Sepanjang jalan kami terkagum – kagum karena hampir semua
scene yang kami lihat pada saat menonton kartun benar – benar ada di
Jepang. Setelah melakukan latihan untuk
JAO Festival acara dilanjutkan dengan opening ceremony di salah satu hall megah
di Tokyo.
Keseokan harinya kami berkesempatan mengunjungi
beberapa situs bersejarah di Tokyo dan sekitarnya serta mengunjungi beberapa
tempat rekreasi popular yang ada di Tokyo. Hari itu rasanya seperti seharian berlibur,
maklum dari pagi sampai malam hari muka sumringah selalu terpancar di wajah
kami.
Selama program
berlangsung kami dibagi menjadi beberapa grup yang terdiri dari berbagai Negara
sehingga saya dan teman – teman lainnya mendapatkan banyak teman baru. Saya
berada di grup Kochi. Kochi adalah nama salah satu daerah atau prefecture di
Jepang. Dari Haneda kita harus menggunakan pesawat untuk sampai di Kochi karena
daerah ini berada di pulau yang berbeda dengan mainland. Daerah ini sangatlah
berbeda dengan Tokyo. Semuanya terlihat hijau segar dan menawan, karena
letaknya di daerah pegunungan. Sebuah
tempat yang sangat pas dijadikan tempat berlibur bagi siapa saja yang penat
dengan kehidupan super sibuk di Tokyo
Berkesempatan
tinggal selama 3 hari di Kochi, kami mengunjungi beberapa tempat menarik salah satunya adalah
home stay tradisional Jepang yang teletak di salah satu pegungan tinggi yang
ada di sana. Sungguh pengalaman yang sangat menyenangkan, berada di daerah yang
menggambarkan Jepng pada zaman dahulu serta melakukan beberapa aktivitas
tradisional masyarakat Jepang.
Hal yang
mengejutkan dimulai ketika grup kami dibagi kedalam beberapa grup kecil yang
nantinya akan berkesempatan untuk tinggal bersama host family di Ottoyo Town.
Saya, bersama 2 orang pemuda dari Australia, satu orang dari New Zealand,
Myanmar, dan Saudi Arabia tinggal di sebuah keluarga kecil yang sangat lucu.
Ayah kami adalah seorang fotographer yang memiliki museum benda – benda kuno
yang ada di Jepang dan Ibu kami adalah seorang Ibu rumah tangga. Orang tua kami
memiliki dua orang anak, salah satunya sedang kuliah di perguruan Tinggi di
Tokyo dan yang lainnya sudah berkeluarga sehingga mereka hanya tinggal berdua.
Banyak hal yang
kami pelajari dari keluarga kecil ini, mulai dari kebiasaan orang Jepang,
memasak, memancing, melipat kasur dan selimut
dan tentu saja meminum the hijau setiap saat. Dua hari bersama keluarga
baru kami terasa sangat cepat. Rasa sedih sangat terasa ketika mereka
mengantarkan kami ke community centre yang ada di Ottoyo Town. Kasih sayang
yang mereka berikan sangatlah tak terbatas walaupun mereka baru saja mengenal
kami. Hal ini membuat kami merasa punya keluarga baru yang suatu saat akan kami
temui.
Hari
terakhir adalah laporan kegiatan masing – masing grup dan sekaligus
memperingati 50 tahun kerjasama ASEAN – Jepang. Sebelum melakukan presentasi,
masing – masing grup melakukan FGD untuk merangkum semua kegiatan yang kami
lakukan sekaligus memutuskan media presentasi apa yang akan kami pilih. Melalui
presentasi tersebut, kita dapat mengetahui dan membayangkan daerah – daerah
lainnya yang ada di Jepang sehingga menambah pengetahuan kami tentang Negara
matahari terbit ini. Kegiatan hari itu ditutup dengan farewell party yang
sekaligus menjadi akhir dari kegiatan JENESYS 2.0.
Finally, one
meeting one moment where the journey starts.
Ichi go ichi
e…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar